Jumat, 07 Februari 2014

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT

DISUSUN OLEH :
1.      RAHAYU PRATIWI                                                            (0661 13 140)
2.      NOVIA AFRIANI                                                     (0661 13 141)
3.      WANDA SERUNI                                                    (0661 13 148)
4.      RESTI MAHARANI  .E                                            (0661 13 152)

KELAS FARMASI E
17-10-2013

ASISTEN PRAKTIKUM
1.      DESI T.S.Si
2.      M.IQBALFAUZI

LABORATURIUM FISIKA
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
2013


BAB 1
PENDAHULUAN

Fisika adalah ilmu pengetahuan yang paling mendasar karena berhubungan dengan perilaku dan struktur benda. Bidang fisika biasanya dibagi menjadi gerak, fluida, panas, suara, cahaya, listrik dan magnet, dan topik – topik modern seperti relativitas, struktur atom, fisika zat padat, fisika nuklir, partikel elementer dan astro fisika. Kami akan membahas tentang pengukuran ketidakpastian dalam penyelidikan untuk memahami dunia disekitar kita, para ilmuan mencari hubungan antara berbagai besaran fisika yang mereka teliti dan ukur.
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari ilmu fisika dimulai dari diri kita sendiri seperti gerak uang kita lakukan setiap saat, energy yang kita pergunakan setiap hari sampai pada sesuatu yang berada diluar diri kita, seperti yang ada dilingkungan kita.
Dalam jenjang perguruan tinggi, seorang mahasiswa diharapkan tidak hanya mengikuti perkuliahan dengan baik namun lebih dari itu juga dituntut untuk mendalami dan disiplin ilmu yang dipelajarinya sehingga nantinya akan menghasilkan sarjana- sarjana yang berkualitas dan mampu mengaplikasikanya dalam kehidupan nyata dan bermanfaat bagi masyarakat
Disiplin ilmu merupakan disiplin ilmu yang eksak dan banyak menerapkan ilmu-ilmu murni yang diterapkan kepada masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bidang-bidang kefarmasian mutlak untuk dikuasai mahasiswa farmasi, tidak hanya dari segi teori juga dari segi prakteknya. Apalagi dalam menghadapi era globalisasi saat ini, serta pasar bebas yang akan segera kita masuki, lebih menuntut penguasaan dan penerapannya dalam menghadapi masalah-masalah yang kompleks.
Ternyata dalam aplikasi ilmu tersebut, tugas yang diberikan kepada mahasiswa tidak akan dikuasai sempurna tanpa adanya praktek-praktek yang merupakan salah satu sarana yang baik untuk menguasai ilmu sekaligus mempraktekannya. Demikian juga dengan praktikum Fisika Dasar I ini.
Fisika dalam bidang farmasi khususnya farmasis merupakan hal yang sangat penting dan benar-benar harus dikuasai secara teori dan praktek. Dengan latar belakang itulah, maka kami mahasiswa farmasi semester I diberi tugas praktikum mata kuliah Fisika Dasar yang dilaksanakan di Laboratorium Pusat dibawah bimbingan dosen dan team asisten pembantu dosen.

1.1  TUJUAN

1.      Mempelajari dan menggunakan alat-alat ukur
2.      Menentukan volume dan massa jenis zat padat
3.      Menggunakan teori ketidakpastian

1.2  DASAR  TEORI
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan yang dijadikan sebagai patokan. Dalam fisika pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran-pengukuran yang sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa yang akan terjadi dapat diprediksi dengan kuat. Namun bagaimanapun juga ketika kita mengukur suatu besaran fisis dengan menggunakan instrumen, tidaklah mungkin akan mendapatkan nilai benar X0, melainkan selalu terdapat ketidakpastian.










BAB II
ALAT DAN BAHAN

2.1  ALAT
Ø  Jangka sorong
Ø  Mikrometer skrup
Ø  Neraca teknis
Ø  Neraca analitik


2.2  BAHAN
·         Balok
·         Silinder
·         Kunci











BAB III
METODE PERCOBAAN

Cara Statis :
1.      Diukurlah panjang dan lebar benda padat dengan tempat yang berlainan. Buatlah hasil pengukuran dalam bentuk table masing-masing tersendiri.
2.      Diukurlah tebalnya dengan micrometer skrup juga seperti nomor 1.
3.      Ditentukan massa benda padat dengan cara menimbang cukup sekali saja.
4.      Dicatatlah suhu ruangan pada awal dan akhir percobaan.
5.      Diukurlah benda padat yang lain dengan harga rata-rata masing-masing penyimpangan.
Cara Dinamis :
1.      Ditentukan massa benda padat dengan cara menimbang.
2.      Ditimbang sekali lagi benda tersebut yang tergantung pada tali tipis.
3.      Ditimbanglah sekali lagi benda yang tergantung tersebut terendam seluruhnya. dalam air. Ingat air nya tidak ikut tertimbang dan benda tidak mengenai dasar bejana.
4.      Dicatatlah suhu air dalam ruangan pada awal dan akhir percobaan.
5.      Diulangilah seluruh pengukuran tersebut diatas untuk benda padat yang lain.








BAB IV
DATA PENGAMATAN & PERHITUNGAN

Nama Percobaan         : pengukuran dasar pada benda padat
Tanggal Percobaan      : kamis, 17 oktober 2013
Nama Assisten            :           1. Desi T. S,Si
                                    2. M. Iqbal Fauzi
Nama Mahasiswa        :           1. Rahayu Pratiwi                   (0661 13 140)
                                                2.Novia Afriani                       (0661 13 141)
                                                3. Wanda Seruni                     (0661 13 148)
                                                4. Resti Maharani Editya        (0661 13 152)

Keadaan Ruangan
P ( cm ) Hg
T (0C)
C (%)
Sebelum Percobaan
75,6 ( cm ) Hg
29 (0C)
55 (%)
Sesudah Percobaan
75,6 ( cm ) Hg
29 (0C)
55 (%)








4.1 DATA PENGAMATAN
Tabel Pengamatan
è Balok m = 32,8 gr
No.
P (cm)
L (cm)
t (cm)
V (cm)
P ( gr / cm3 )
1.
3,3
1,75
0,97
5,60
8,613
2.
3,3
1,02
0,98
3,29
9,96
3.
3,3
1,02
0,97
3,27
10,03
X
3,3
1,73
0,97
4,05
8,613


è Silinder m = 61,3 gr
No.
d (cm)
r (cm)
t (cm)
v (cm3)
P (gr / cm2)
1
1,573
0,7865
4,5
8,6
7,2
2
1,572
0,7860
4,25
8,2
7,4
3
1,577
0,7785
4,25
8,3
7,4
X
1,574
0,787
4,33
8,4
7,3


Table Pengamatan Cara Dinamis
No.
Benda
m. udara
m. air
v. cm3
P (gr/cm3)
1.
Kunci
12,7
11,250
1,45
18,415
2.
Balok
32,8
32,700
0,1
3,28


4.2 PERHITUNGAN
Ketelitian balok kuningan
1- 8,6 – 8,613       X 100 % = 100%
           8,6
  Ketelitian silinder besi
1-    7,9 – 7,3        X 100 % = 92,4 %
           7,9
















BAB V
PEMBAHASAN

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan besaran untuk mendapatkansatuan yang dibutuhkan dengan menggunakan alat bantu yaitu alat ukur., semua pengukuran sedikit banyak dipengaruhi oleh kesalah eksperimental karena ketidaksempurnaan yang takterelakan dalam alat ukur atau karena batasan tadi.
Ketelitian atau ketidakpastian suatu besaran fisis memungkinkan kita untuk mendefinisikan jumlah angka yang menentukan yang terkait dengan besaran tadi. Contohnya, jika suatu pengukuran dinyatakan menghasilkan 642,54389 ± 1%, ini berarti bahwa ketidak pastian 6,4. Karena itu kita dibenarkan untuk hanya mengambil angka-angka dalam bilangan yang menentukan tadi. Dalam hal ini bilangan yang diambil adalah 642 ± 1% atau 642 ± 6.
Pada pengukuran lebar dianjurkan untuk menggunakan mikrometer skrup daripada menggunakan jangka sorong, karena ketelitian mikrometer sekrup lebih baik dibandingkan jangka sorong, yaitu 0,01 milimeter. Jika digunakan untuk mengukur tebal benda dengan maksimal 2,5 cm,maka mikrometer sekruplah yang digunakan, sedangkan jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang atau lebar suatu bahan dengan ketelitian 0,05 milimeter.
Untuk mempermudah dalam penghitungan, kita dapat menggunakan kalkulator dengan menggunakan fungsi standar deviasi. Massa tali tipis tidak dapat diabaikan dalam tingkat ketelitian 1%, karena massa tali yang 1% itumempengaruhi ketelitian pengukuran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil yang buruk dalam suatu pengukuran, salah satunya ialah kesalahan pada pembacaan suatu pengukuran. Dalam percobaan ini pengukuran dilakukan dengan beberapa orang yang berbeda dan dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali.
Pada percobaan yang telah dilakukan dianggap sukses karena tingkat ketelitian yang dihasilkan melebihi tingkat kepercayaan pada teori ketidakpastian.

Volume benda padat dapat ditentukan dengan 2 cara.
a.    Cara Statis
·         Balok Kuningan
Vbalok      = p . l . t                                  
= (3,3).(1,75).(0,97)                       
= 5,6 cm3    
  
·         Silinder Besi
Vbalok      = π xr2.t
= (3,14).(0,7865)2.(4,5)
= 8,6 cm3    
b.    Cara Dinamis
Pengukuran dilakukan dengan cara mencelupkan benda ke dalam air
·         Vkunci   = Mudara - Mair                                   
= 12,7 – 11,25                       
= 1,45 cm3                              
·         Vbalok   = Mudara – Mair             
= 32,8 – 32,7                          
= 0,1 cm3

Dari kedua cara di atas, cara statis memiliki tingkat ketelitian yang sangat besar, karena pengukuran dengan cara ini memiliki perhitungan dan dilakukan dengan alat bantu yang memiliki ketelitian yang signifikan. Pada saat menghitung tingkat ketelitian, percobaan dengan menggunakan cara statis akan lebih teliti dibandingkan cara dinamis.
Pada pengukuran balok almunium dengan cara statis massa jenisnya berbeda dengan pengukuran balok almunium dengan nilai massa jenis cara dinamis, sebab pada cara statis di ukur hanya dalam keadaan di udara  dengan nilai gravitasi yang 9,8 m/s2. Sedangkan pada cara dinamis diukur pada dua tempat yaitu di udara dan di air. Pada saat diukur dalam air, massa jenis benda akan kecil karena terpengaruhi oleh gaya Archimedes.








BAB VI
KESIMPULAN

Dengan cara pengukuran ketidakpastian dengan menggunakan ketebalan benda mengunakan mikrometer skrup dan pengukuran panjang mengunakan jangka sorong.Dan kita bisa tau bagaimana cara  mengunakan mikrometer skrup dan jangka sorong.
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan besaran untuk mendapatkansatuan yang dibutuhkan dengan menggunakan alat bantu yaitu alat ukur., semua pengukuran sedikit banyak dipengaruhi oleh kesalah eksperimental karena ketidaksempurnaan yang takterelakan dalam alat ukur atau karena batasan tadi.
Ketelitian atau ketidakpastian suatu besaran fisis memungkinkan kita untuk mendefinisikan jumlah angka yang menentukan yang terkait dengan besaran tadi. Contohnya, jika suatu pengukuran dinyatakan menghasilkan 642,54389 ± 1%, ini berarti bahwa ketidak pastian 6,4. Karena itu kita dibenarkan untuk hanya mengambil angka-angka dalam bilangan yang menentukan tadi. Dalam hal ini bilangan yang diambil adalah 642 ± 1% atau 642 ± 6.
Pada pengukuran lebar dianjurkan untuk menggunakan mikrometer skrup daripada menggunakan jangka sorong, karena ketelitian mikrometer sekrup lebih baik dibandingkan jangka sorong, yaitu 0,01 milimeter. Jika digunakan untuk mengukur tebal benda dengan maksimal 2,5 cm,maka mikrometer sekruplah yang digunakan, sedangkan jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang atau lebar suatu bahan dengan ketelitian 0,05 milimeter.
Untuk mempermudah dalam penghitungan, kita dapat menggunakan kalkulator dengan menggunakan fungsi standar deviasi. Massa tali tipis tidak dapat diabaikan dalam tingkat ketelitian 1%, karena massa tali yang 1% itumempengaruhi ketelitian pengukuran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil yang buruk dalam suatu pengukuran, salah satunya ialah kesalahan pada pembacaan suatu pengukuran. Dalam percobaan ini pengukuran dilakukan dengan beberapa orang yang berbeda dan dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali.
Pada percobaan yang telah dilakukan dianggap sukses karena tingkat ketelitian yang dihasilkan melebihi tingkat kepercayaan pada teori ketidakpastian



DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, Rahayu.dkk.2013.Fisika Dasar 1 jilid ke-5. Bogor:Erlangga
Pratiwi, Rahayu.dkk.2013.Dasar pengukuran ketidakpastian,http://alvinburhani.wordpress.com/2011/01/02/dasar-pengukuran-ketidakpastian/, (diakses 19 oktober 2013)




















LAMPIRAN

Jangka sorong
1854348_mitotoyoth198.jpg
                         Mikrometer Skrup      `                                                            Neraca Ohaus
MS.jpg          NERACA OHAUS.jpg

Neraca Analitik
1355136_img0341a.jpg
TUGAS AKHIR

1.      Berikan keterangan mengapa tebal benda tidak diukur dengan jangka sorong, melainkan  dengan mikrometer skrup?
2.       Apakah massa tali tipis dapat diabaikan dalam ketelitian 1 %?
3.      Tentukan volume benda-benda padat dengan kedua cara!
4.      Dari kedua cara di atas, manakah menurut pengamatan yang paling teliti?
5.      Tentukan massa jenis benda-benda padat tersebut?
6.      Dari langkah 5, tentukan jenis benda-benda tersebut!
7.      Tentukan volume benda-benda tersebut pada suhu oC, langkah 6?
8.      Sebutkanlah salah satu cara lain untuk menentukan volume benda padat!

Jawab
1.      Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur tebal suatu bahan yang tipis, karena ketelitian mikrometer sekrup lebih baik dibandingkan jangka sorong, yaitu 0,01 milimeter. Jika digunakan untuk mengukur tebal benda dengan maksimal 2,5 cm,maka mikrometer sekruplah yang digunakan, sedangkan jangka sorong digunakanuntuk mengukur panjang atau lebar suatu bahan dengan ketelitian 0,05 milimeter.

2.      Massa tali tipis tidak dapat diabaikan dalam tingkat ketelitian 1%, karena massa tali yang 1% itu mempengaruhi ketelitian pengukuran.

3.      Volume benda padat dapat ditentukan dengan 2 cara.
a.       Cara Statis
·         Balok Kuningan
Vbalok      = p . l . t                                  
= (3,3).(1,75).(0,97)                       
= 5,6 cm3      
·         Silinder Besi
Vbalok      = π xr2.t
= (3,14).(0,7865)2.(4,5)
= 8,6 cm3    
b.      Cara Dinamis
Pengukuran dilakukan dengan cara mencelupkan benda ke dalam air
·         Vkunci   = Mudara - Mair                                   
= 12,7 – 11,25                       
                           = 1,45 cm3                              
·         Vbalok   = Mudara – Mair             
= 32,8 – 32,7                          
= 0,1 cm3

4.      Cara Statis, karena pengukuran dengan cara ini memiliki perhitungan dan dilakukan dengan alat bantu yang memiliki ketelitian yang signifikan.




5.      Massa jenis benda-benda yang diukur.
a.       Balok Kuningan = 5,85  gr/cm3
b.      Silinder Besi 7,2 gr/cm3
c.       Kunci = 18, 45 gr/cm3

6.      Balok kuningan, silinder besi, dan kunci (campuran)

7.          



8.      Dicelupkan ke dalam wadah berisi air yang telah dicatat volumeawalnya dan volume benda dapat dilihat dari besar perubahan volume air dalam wadah tersebut.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar