Selasa, 07 Januari 2014

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
KOEFISIEN KEKENTALAN ZAT CAIR

DISUSUN OLEH :
1.      RAHAYU PRATIWI                                                0661 13 140
2.      NOVIA AFRIANI                                                                 0661 13 141
3.      WANDA SRUNI                                                       0661 13 148
4.      RESTI MAHARANI EDITYA                                 0661 13 152

KELAS FARMASI E
24-10-2013

ASISTEN PRAKTIKUM
1.      DESI T.S.Si
2.      M. IQBAL FAUZI
LABORATURIUM FISIKA
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
2013
BAB 1
PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat zat cair yang jenisnya berbeda seperti sirup dan air. Zat cair tersebut berbeda karena kekentalannya. Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi  pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair.
 Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan kekenatalan suatu zat cair. Suatu zat cair memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukkan ke dalamnya mendapat gaya tahanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Semakin kental suatu cairan, maka semakin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu.

1.1   TUJUAN PERCOBAAN

1.      Menghitung  gerak  benda  dalam  fluida
2.      Menghitung  kekentalan  zat  cair

1.2   DASAR TEORI
Suatu zat cair memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yangdimasukan kedalammya mendapat gaya tahanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila kita memasukkan sebuah bola kecil ke dalam zat cair, terlihatlah bola tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya sampai didasar zat cair. Bola keciltersebut pada saat tertentu akan mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan (GLB), sehingga sesuai dengan hukum I Newton, jika resultan gaya yang bekerja sama dengan nol maka benda yang bergerak akan bergerak dengan kecevatankonstan atau melakukan gerak lurus beraturan. Hambatan-hambatan itulah yang kitanamakan sebagai kekentalan (viskositas). Akibat viskositas zat cair itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup drastis terhadap kecepatan batu. Fluida yang riil memiliki gesekan internal yang besarnya tertentu yang disebut dengan viskositas. Viskositas ada pada zat cair maupun gas dan pada intinya merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida pada waktu lapisan-lapisan tersebut bergerak satu melewati lainnya. kekentalan zat cair lebih besar dibandingkandengan kekentalan gas. Dengan adanya viskositas, kecepatan lapisan-lapisan fluida tidak seluruhnya sama. Lapisan fluida yang terdekat dengan dinding pipa bahkan sama sekali tidak bergerak (v = 0), sedangkan lapisan fluida pada pusat aliran memiliki kecepatan terbesar.2

















BAB II
ALAT DAN BAHAN
ALAT
1.      Mikrometer skrup , jangka sorong dan mistar
2.      Thermometer
3.      Stopwatch
4.      Areometer
5.      Timbangan torsi dengan batu timbangannya

BAHAN
1.   Tabung berisi zat cair
2.   Bola – bola kecil dari zat padat
3.   Sendok saringan untuk mengambil bola – bola dari dasar tabung
4.   Dua karet  gelang yang melingkari











                                                            BAB III
METODE PERCOBAAN

1.      Diukur diameter tiap – tiap bola memakai mikrometer skrup. Lakukan beberapa kali pengukuran untuk tiap bola
2.      Ditimbang tiap – tiap bola dengan neraca torsi
3.      Dicatat suhu zat cair sebelum dan sesudah tiap percobaan
4.      Diukur rapat massa zat cair sebelum dan sesudah tiap percobaan dengan menggunakan areometer
5.      Ditempatkan karet gelang sehingga yang satu kira – kira 5 cm di bawah permukaan zat cair dan yang lain kira – kira 5 cm di ataa dasar tabung
6.      Diukurlah jarak jatuh (jarak kedua karet gelang)
7.      Dimasukkan sendok saringan sampai dasar tabung dan tunggu beberapa saat sampai zat cair diam
8.      Diukurlah waktu T untuk tiap – tiap bola beberapa kali
9.      Diubahlah letak karet gelang sehingga di dapatkan d yang lain
10.  Diulangi langkah 6,7,8










BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Nama Percobaan         : Koefisien Kekentalan Zat Cair
Tanggal Percobaan      : kamis, 24 oktober 2013
Nama Assisten            :           1. Desi T. S,Si
                                    2. M. Iqbal Fauzi
Nama Mahasiswa        :           1. Rahayu Pratiwi                   (0661 13 140)
                                                2. Novia Afriani                      (0661 13 141)
                                                3. Wanda Seruni                     (0661 13 148)
                                                4. Resti Maharani Editya        (0661 13 152)

Keadaan Ruangan
P ( cm ) Hg
T (0C)
C (%)
Sebelum Percobaan
75,5 Hg
28 (0C)
68  (%)
Sesudah Percobaan
75,5 Hg
28  (0C)
68  (%)

Massa jenis  = 0,88
Suhu           = 32 0c
no
Bola
m  (gr)
d  (cm)
r (cm)
Vb (cm3)
Pb (gr/cm3)
1
Kecil
0,4 gr
0,69 cm
0,345 cm
0,172 cm3
2,325 gr/cm3
2
Sedang
0,5 gr
0,729 cm
0,3645 cm
0,202 cm3
2,47 gr/cm3
3
Besar
0,9 gr
0,97 cm
0,485 cm
0,477 cm3
1,886 gr/cm3

Bola kecil
No
      s  (cm)
            t  (s)
            V (cm/s)
                Ƞ
1
10
3,99 s
2,506 cm/s
14,943


3,47 s
2,881 cm/s
13,336
2
20
7,29 s
2,743 cm/s
13,948


7,12 s
2,808 cm/s
13,338
                          13,89

Bola sedang
no
s (cm)
t  (s)
v (cm/s)
n
1
10
2,95 s
3,389 cm/s
13,537


2,82 s
3,546 cm/s
12,938
2
20
5,29 s
3,780 cm/s
12,17


5,51 s
3,629 cm/s
12,82
 
12,67


Bola besar
no
s (cm)
t (s)
v (cm/s)
n
1
10
2,06 s
4,854 cm/s
10,60


1,97 s
5,076 cm/s
10,74
2
20
4,07 s
4,914 cm/s
10,47


3,93 s
5,089 cm/s
10,48
 
10,11




                             PERHITUNGAN
Bola kecil
10 cm
1.      n = 2 . (0,345)2.980(2,325-0.88)     = 2 . 0119 . 980 . 1,445  =    337,03      = 14,943
                     9 . 2,506                                   22,554                      22,554           

2.      n = 2 . (0,345)2 . 980 . (2,325-0,88)  = 2 . 0119 .980 . 1,445  =   337,03        = 13,336
                  9 . 2,808                                     25,272                       25,272

20 cm
1.      n = 2 . (0,345)2 . 980. (2,325 – 0.88 ) =  2 . 33,289 . 1,445    = 337, 102      =  13,655
                   9 . 2,743                                         24,687                  24,687

2.      n = 2 . (0,345)2 . 980 . (2,325 – 0,88 ) = 2 . 33,289 . 1,445  =  337,102       = 13,338
                    9 . 2,808                                     25,272                   25,272

Bola sedang
10 cm
1.      n = 2 . (0,3645)2 . 980 (2,47 – 0,88 )  = 0,264 . 980 . 1,59    =  411,364 = 13,486
                     9 . 3,389                                     30,501                  30,501

2.      n = 2 . (0,3645)2 . 980 . (2,47 – 0,88 ) = 0,264 . 980. 1,59  =  411,364  = 12,88
                  9 . 3,546                                     31,914                   31,914

20 cm
1.      n = 2 . (0,3945)2 . 980 . ( 2,47 – 0,88 ) =   0,264 . 980 . 1,59   =  411,364 = 12,09
                       9 . 3,780                                      34,02                     34,02

2.      n = 2 . (0,3945)2 . 980 . ( 2,47 – 0,88 ) =   0,264 . 980 . 1,59 =  411,364  = 12,59
                     9 . 3,629                                     32,661                   32,661

Bola besar
10 cm
1.      n = 2 . (0,485)2 . 980 . (1,886 – 0,88 ) = 2 . 0,235 . 980 . 1,006  = 463,363  = 10,60
                      9 . 4,854                                    43,686                      43,686

2.      n = 2 . (0,485)2 . 980 . (1,886 – 0,88 ) = 2 . 0,235 . 980 . 1,006  =  463,363  = 10,74
                     9 . 5,076                                      45,684                       45,684
20 cm
1.      n = 2 . (0,485)2 . 980 . (1,886 – 0,88)  =  2 . 0,235 . 980 . 1,006  =  463,363 = 10,47
               9 . 4,914                                             44,226                       44,226

2.      n = 2 . (0,485)2 . 980 . (1,886 – 0,88 ) = 2. 0,235 . 980 . 1,006   = 463,363 = 10,11
                 9 . 5,089                                            45,801                    45,801















BAB V
PEMBAHASAN
Setiap benda yang bergerak dalam fluida mendapat gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut. Gaya gesekan tersebut sebanding dengan kecepatan relatip benda terhadap fluida. Khusus untuk benda yang berbentuk bola dan bergerak dalam fluida yang sifat-sifatnya, gaya gesekan yang dialami benda dapat dirumuskan sebagai berikut :
F = -6 π η r v
Keterangan :
F = gaya gesekan yang bekerja pada bola
η = koefisien kekentalan fluida
V = kecepatan bola relatip terhadap fluida
           
Rumus diatas dikenal sebagai hukum stokes.Tanda minus menunjukan arah gaya F yang berlawanan dengan kecepatan (V). Pemakaian hukum stokes memerlukan beberapa syarat yaitu :
a.       Ruang tempat fluida tidak terbatas (ukurannya cukup luas dibandingkan dengan ukuran benda)
b.      Tidak ada turbulensi didalam fluida
c.       Kecepatan V tidak besar, sehingga aliran masih laminer

Fluida merupakan zat yang dapat mengalir yang mempunyai partikel yang mudah bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat kecil sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk ruang.
Dalam praktikum kami disimpulkan sebuah bola dengan rapat massa dan dilepaskan dari permukaan zat cair tanpa kecepatan awal, maka bola tersebut mula-mula bergerak dipercepat, tetapi akan bertambah besar pula gaya gesekan. Dan akan terjadi kecepatan yang tetap, yaitu setelah terjadi keseimbangan antara gaya berat, gaya apung (archimides), dan gaya stokes
Koefisien viskositas adalah ketentuan suatu zat cair. Untuk menghitung besarnya suatu viskositas suatu zat cair digunakan rumus           η =   2 r2 g (ρB- ρf)    9 s (1 + 0,24 r/ R)Pada praktikum ini akan ditentukan kekentalan minyak dan oli dimana keduanya sepintas sama kental,namun dalam perhitungan akan ditemukan perbedaannya.Viskositas dipengaruhi beberapa faktor antara lain; Jari-jari bola,koefisian viskositas sebanding dengan jari-jari bola atau mendekati sama.Massa jenis bola dan massa jenis fluida berbanding lurus dengan koefisien viskositas,sehingga apabila massa jenis bola dan massa jenis fluida  semakin besar,maka semakin besar pula koefisien viskositasnya.Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa koefisien viskositas oli.Untuk bola besar adalah 0,9 sedangkan untuk bola kecil adalah 0,4.sedangkan untuk minyak koefisien viskositas pada bola besar adalah 0,9 sedangkan bola kecil adalah 0,4 jika kita membandingkan dua zat cair ini,antara minyak dan oli kekentalannya mendekati sama.Namun memiliki nilai yang berbeda.Dalam kasus ini yang memiliki ketentuan lebih adalah oli


















BAB VI
KESIMPULAN
Semakin besar massa yang dimiliki oleh  benda itu maka semakin cepatlah kecepatan benda itu didalam suatu fluida, sehingga waktu yang di butuhkan tentu menjadi semakin sedikit .dari peryataan di atas menunjukan bahwa massa benda berbandig lurus dengan kelajuan
            Selain itu kekentalan suatu fluida juga sangat berpengaruh terhadap laju bola,semakin besar koefisien kekentalan suatu fluida maka semakin besar pula gaya gesekan yang di sebabkan oleh kekentalan fluida.karena itu bola akan lebih lambat melaju dalam fluida yang memiliki koefisiensi kekentalan yang besar
Dari hasil pengamatan dan perhitungan dapat disimpilkan bahwa :
1.      Koefisien viskositas minyak untuk bola besar adalah 0,9 dan untuk bola kecil adalah 0,4.
2.      Koefisien vsikositas oli untuk benda besar adalah 0,9 dan benda kecil 0,4
3.      Yang lebih kental adalah oli karena dibandingkan dengan minyak koefisien oli lebih besar.
4.      Kekentalan suatu zat cair dipengaruhi suhu,jari-jari,massa jenis.










DAFTAR PUSTAKA


http://id.scribd.com/doc/92730772/kekentalan-zat-cair

http://shofisyihabdillah.blogspot.com/2013/03/fisikaviskositas.html

http://ement.wordpress.com/















LAMPIRAN


Percobaan gaya gesek bola                                                     micrometer Sekrup




Termometer                                                                             Hidrometer






TUGAS AKHIR
1.      Bagaimana memilih letak karet  - karet gelang  yang melingkari tabung ? apakah akibatnya jika terlalu dekat permukaan . apakah akibatnya jika terlalu dengan dasar tabung
2.      Buatlah grafik antara T dengan d
3.      Hitunglah harga berdasarkan grafik untuk tiap – tiap bola
4.      Apakah pengaruh suhu terhadap kekentalan zat cair ? terangkan !

Jawaban

1.      Karet gelang yang dilingkarkan di dinding tabung harus sejajar tidak boleh bengkok, supaya pengukuran waktu jatuhnya bola dapat di ukur dengan tepat.  Karet gelang jika terlalu dekat permukaan akibatnya pengukuran tidak akan tepat. Karena sudah diletakkan batas letak karet gelang tersebut, begitu pula bila karet gelang terlalu dekat dengan dasar tabung.

2.    
grafik t-d.jpg                  
3. Bola kecil
No
      s  (cm)
            t  (s)
            V (cm/s)
                 Ƞ
1
10
3,99 s
2,506 cm/s
14,943


3,47 s
2,881 cm/s
13,336
2
20
7,29 s
2,743 cm/s
13,948


7,12 s
2,808 cm/s
13,338
                                                                                                                                             13,89


Bola sedang
No
s (cm)
t  (s)
v (cm/s)
Ƞ
1
10
2,95 s
3,389 cm/s
13,537


2,82 s
3,546 cm/s
12,938
2
20
5,29 s
3,780 cm/s
12,17


5,51 s
3,629 cm/s
12,82
 
12,67



Bola besar
No
s (cm)
t (s)
v (cm/s)
Ƞ
1
10
2,06 s
4,854 cm/s
10,60


1,97 s
5,076 cm/s
10,74
2
20
4,07 s
4,914 cm/s
10,47


3,93 s
5,089 cm/s
10,48
 
10,11



4.         Viskositas dipengaruhi oleh suhu. Viskositas zat cair cenderung menurun dengan seiring bertambahnya kenaikan suhu, hal ini disebabkan gaya – gaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya suhu pada zat cair yang menyebabkan turunya viskositas dari zat cair tersebut.
Semakin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya suhu, maka viskositas cairan justru akan menurun jika suhu dinaikan.