Selasa, 07 Januari 2014

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PESAWAT ATWOOD
DISUSUN OLEH :
1.      RAHAYU PRATIWI                                    0661 13 140
2.      WANDA SRUNI                                           0661 13 148
3.      RESTI MAHARANI  .E                                0661 13 152

KELAS FARMASI E
31-10-2013
ASISTEN PRAKTIKUM
DESI T.S.Si
M.IQBAL FAUZI
LABORATURIUM FISIKA
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2013


BAB 1
PENDAHULUAN

Pada praktikum kali ini kita akan belajar dua macam gerak yaitu gerak linear dangerak rotasi. Penyebeb terjadinya gerak ini akan kita pelajari dan kebenaran akan hukum-hukum mengenai gerak ini akan kita selidilki. Didala praktikum ini kita juga menggunakanalat dan bahan yang cukup sederhana.
Di dalam ilmu fisika, kita dapat mengenal apa yang dimaksud dengan pengertian Hukum I Newton, Hukum II Newton, Hukum III Newton. Ketiga hukum tersebut diungkapkan oleh salahseorang ilmuan besar dalam sejarah, beliau bernama Sir Isaac Newton. Jasanya telah membawa peradaban yang luar biasa, Akibatnya banyak sekali manfaat yang dapat kita ambil dengan adanyahukum newton tersebut terhadap gejala-gejala. Yang terjadi dimuka bumi ini.Pada percobaan yang kami lakukan, kami mencoba untuk membuktikan apakah hokum Newton tersebut dapat diaplikasikan terhadap alat peraga kami, yakni pesawat atwood.
Alat peragayang terdiri dari tiang berskala R yang paa ujung atasnya terdapat katrol, tali penggantung yangmassanya dapat diabaikan, dua beban M1 dan M2 berbentuk silinder dengan massa yang samamasing-masing M diikatkan pada ujung tali penggantung, dua beban tambahan dengan massa masing-masing m1 dan m2 , dan yang terakhir genggaman dengan pegas, penahan beban dan juga penahan beban tambahan berlubang. Percobaan ini pun kami lakukan guna memenuhi tugas laporan praktikum fisika setelah sebelumnya melakukan percobaan pesawat atwood. Semoga percobaan yang pernah kami lakukan dapat memberi dampak positif khususnya bagi kami para praktikan

1.1  TUJUAN PERCOBAAN
1.      Mempelajari hukum – hukum newton
2.      Mempelajari gerak beraturan dan berubah beraturan
3.      Menentukan momen inersia roda atau katrol

1.2  DASAR TEORI
Galileo melakukan pengamatan mengenai benda-benda jatuh bebas. Ia menyimpulkan dari pengamatan-pengamatan yang dia lakukan bahwa benda-benda berat jatuh dengan cara yang sama dengan benda-benda ringan. Tiga puluh tahun kemudian,Robert Boyle, dalam sederetan eksperimen yang dimungkinkan oleh pompa vakum barunya, menunjukan bahwa pengamatan ini tepat benar untuk benda-benda jatuh tanpa adanya hambatan dari gesekan udara. Galileo mengetahui bahwa ada pengaruh hambatan udara pada gerak jatuh. Tetapi pernyataannya walaupun mengabaikan hambatan udara, masih cukup sesuai dengan hasil pengukuran dan pengamatannya dibandingkan dengan yang dipercayai orang pada saat itu (tetapi tidak diuji dengan eksperimen) yaitu kesimpulan Aristoteles yang menyatakan bahwa,” Benda yang beratnya sepuluh kali benda lain akan sampai ke tanah sepersepuluh waktu dari waktu benda yang lebih ringan”.Selain itu Hukum Newton I menyatakan bahwa,” Jika resultan gaya yang bekerja pada suatu sistem sama dengan nol, maka sistem dalam keadaan setimbang”.ΣF = 0Hukum Newton II berbunyi :” Bila gaya resultan F yang bekerja pada suatu bendadengan massa m tidak sama dengan nol, maka benda tersebut mengalami percepatan ke arah yang sama dengan gaya”. Percepatan a berbanding lurus dengan gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda.a =  atau F = m.a
Hukum Newton II memberikan pengertian bahwa :1. Arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja pada benda.2. Besarnya percepatan berbanding lurus dengan gayanya.3. Bila gaya bekerja pada benda maka benda mengalami percepatan dan sebaliknya bila benda mengalami percepatan tentu ada gaya penyebabnya. Pesawat Atwood bekerja dengan memanfaatkan hukum II Newton, yaitu “percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total  yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya.” Secara matematis dapat ditulis :

Ket : F = Gaya yang bekerja pada sistem
         m = Massa benda
          a = percepatan yang dialami benda

sehingga dengan melihat persamaan diatas dapat memberikan beberapa arah dimana arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja pada benda, ada beberapa percepatan yang sebanding dengan gayanya, dalam arti jika gaya konstan maka percepatan yang timbul juga konstan.
Hukum Newton III :” Setiap gaya yang diadakan pada suatu benda, menimbulkangaya lain yang sama besarnya dengan gaya tadi, namun berlawanan arah”. Gaya reaksi ini dilakukan benda pertama pada benda yang menyebabkan gaya. Hukum inidikenal dengan Hukum Aksi Reaksi.Faksi = -Freaksi Untuk percepatan yang konstan maka berlaku persamaan Gerak yang disebut Gerak Lurus Berubah Beraturan. Bila sebuah benda berputar melalui porosnya, maka gerak melingkar ini berlaku persamaan-persamaan gerak yang ekivalen dengan persamaan- persamaan gerak linier. Dalam hal ini besaran fisis momen inersia (I) yang ekivalen dengan besaran fisis massa (m) pada gerak linier. Momen inersia suatu bendaterhadap poros tertentu harganya sebanding dengan massa benda tersebut dan sebanding dengan kuadrat dan ukuran atau jarak benda pangkat dua terhadap poros.I ~ mI ~ r2Untuk katrol dengan beban maka berlaku persamaan :a = (m+m1) – m2 . gm + m1 + m2 + I/ r2 dengan a = percepatan gerak m = massa beban I = momen inersia katrolr = jari-jari katrolg = percepatan gravitasi Udara akan memberikan hambatan udara atau gesekan udara terhadap benda yang jatuh. Besarnya gaya gesekan udara yang akan gerak jatuh benda berbanding lurusdengan luas permukaan benda. Makin besar luas permukaan benda, makin besar gayagesekan udara yang bekerja pada benda tersebut. Gaya ini tentu saja akan memperlambat gerak jatuh benda. Untuk lebih memahami secara kualitatif tentanghambatan udara pada gerak jatuh, kita dapat mengamati gerak penerjun payung.Penerjun mula-mula terjun dari pesawat tanpa membuka parasutnya. Gaya hambatan udara yang bekerja pada penerjun tidak begitu besar, dan jika parasutnya terus tidak tidak terbuka, penerjun akan mencapai kecepatan akhir kira-kira 50 m/s ketika sampaidi tanah. Kecepatan itu kira-kira sama dengan kecepatan mobil balap yang melajusangat cepat. Sebagai akibatnya, penerjun akan tewas ketika sampai di tanah. Dengan mengembangkan parasutnya, luas permukaan menjadi cukup besar, sehingga gayahambatan udara yang bekerja papa penerjun cukup basar untuk memperlambatkelajuan terjun. Berdasarkan hasil demonstrasi ini dapatlah ditarik kesimpulan sementara bahwa jika hambatan udara dapat diabaikan maka setiap benda yang jatuhakan mendapatkan percepatan tetap yang sama tanpa bergantung pada bentuk dan massa benda. Percepatan yang tetap ini disebabkan oleh medan gravitasi bumi yang disebut percepatan gravitasi (g). Di bumi percepatan gravitasi bernilai kira-kira 9,80m/s2. untuk mempermudah dalam soal sering dibulatkan menjadi 10 m/s2.
              Untuk membuktikan pernyataan diatas bahwa jika hambatan udara dihilangkan, setiap benda jatuh akan mendapat percepatan tetap yang sama tanpa bergantung pada benda dan massa benda, di dalam laboratorium biasanya dilakukan percobaan menjatuhkandua benda yang massa dan bentuknya sangat berbeda di dalam ruang vakum.Sehubungan dengan hal di atas, Gerak Jatuh Bebas adalah gerak suatu bendadijatuhkan dari suatu ketinggian tanpa kecepatan awal dan selama geraknyamengalami percepatan tetap yaitu percepatan gravitasi, sehingga gerak jatuh bebastermasuk dalam gerak lurus berubah beraturan. Perhatikan karena dalam gerak jatuh bebas, benda selalu bergerak ke bawah maka unutk mempermudah perhitungan, kitatetapkan arah ke bawah sebagai arah positif. Persamaan-persamaan yang digunakandalam gerak jatuh bebas adalah :vo = 0 dan a = gketerangan :a1, a2 : silinder bebana3 : beban b : katrol yang dapat bergerak bebasc : tali penggantungd : penyangkut bebane : penghenti silinder f : tiang penggantungg : penjepit silinder Jika pada sistem pesawat dilepaskan penjepitnya, maka sistem akan bergerak dengan percepatan tetap. Besarnya percepatan a berbanding lurus dengan gayanya. Untuk gaya yang konstan, maka percepatan tetap sehingga berlaku persamaan gerak lurus berubah beraturan :xt = ½ at2dimana:t = waktu tempuha = percepatan sistemxt = jarak setelah t detik Setelah beban mb ditahan oleh pengangkut beban, silinder a1 dan a2 tetapmelanjutkan gerakannya dengan kecepatan konstan. Dalam keadaan ini resultan gayayang bekerja pada sistem sama dengan nol (sesuai dengan hukum Newton I ).Sehingga jarak tempuh silinder a1 dan a2 setelah beban tersangkut, dapat dinyatakansebagai berikut :xt = v.tGerak RotasiBila sebuah benda mengalami gerak rotasi melalui porosnya, ternyata pada gerak ini akan berlaku persamaan gerak yang ekuivalen dengan persamaan gerak linier.
              Apabila torsi bekerja pada benda yang momen inersianya I, maka dalam bendaditimbulkan percepatan sudut yaitu :Τ = I.αPersamaan Gerak untuk KatrolBila suatu benda hanya dapat berputar pada porosnya yang diam, maka geraknyadapat dianalisa sebagai berikut : NΣF = 0r -T1 – m + T2 + N = 0-T1 + T2 = 0-T1 = T2mgT1 T2Bila beban diputar dan katrol pun dapat berputar pula maka geraknya dapat dianalisissebagai berikut :T1 T2T1 T2m2m1 mΣτ = IαT1.r + T2.r = IαPercpatannya adalah : a = (m+m1) – m2 . gm + m1 + m2 + I/ r2



BAB II
ALAT DAN BAHAN

1.      Pesawat Atwood lengkap
2.      Jangka sorong
3.      Stopwatch
4.      Katrol
5.      Tiang berskala
6.      Dua  beban dengan tali
7.      Beban tambahan
8.      Penjepit beban
9.      Penyangkut beban


BAB III
METODE PERCOBAAN

Gerak Lurus Beraturan
1.Ditimbanglah beban m1, m2 , m3 (usahakan m1 = m2)
2.Diletakkan beban m1 pada penjepit P.
3.Dibeban m2 dan m3 terletak pada kedudukan A
4.Dicatat kedudukan penyangkut beban B dan meja C
(secara tabel)
5.Dibila penjepit P di lepas, m2 dan  m3  akan dipercepat
AB dan selanjutnya bergerak beraturan antara BC
setelah tambahan beban tersangkut di B. Di catat waktu
yang di perlukan untuk gerak antara BC
6.Diulangilah percobaan diatas dengan mengubah
kedudukan meja C (ingat tinggi beban m2)
7.Dilangi percobaan di atas dengan menggunakan beban
m3 yang lain.
Catatan : selama serangkaian pengamatan berlangsung jangan mengubah kedudukan jarak antara A dan B

Gerak Lurus Berubah Beraturan

1.      Diaturlah kembali seperti percobaan gerak lurus beraturan
2.      Dicatatlah kedudukan A dan B (secara tabel)
3.      Di bila beban m1 di lepas, maka m2 dan m3  akan melakukan gerak lurus berubah beraturan antara A dan B, catatlah waktu yang diperlukan untuk gerak ini
4.      Diulangilah percobaan di atas dengan mengubah – ubah kedudukan B. Catatlah selalu jarak AB dan waktu yang diperlukan
5.      Di ulangilah percobaan diatas dengan mengubah be

BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Nama Percobaan         : Pesawat Atwood
Tanggal Percobaan      : 31 oktober 2013
Nama Assisten            : 1. Desi T. S,Si
                                    2. M. Iqbal Fauzi
Nama Mahasiswa        : 1. Rahayu Pratiwi                 (0661 13 140)
                                     2. Wanda Sruni                    (0661 13 148)
                                     3. Resti Maharani Editya      (0661 13 152)

Keadaan Ruangan
P ( cm ) Hg
T (0C)
C (%)
Sebelum Percobaan
75,6 Hg
27 (0C)
72 (%)
Sesudah Percobaan
75,6 Hg
27 (0C)
  69 (%)









DATA PENGAMATAN
GLB (gerak lurus beraturan)
No
M(g)
S(cm)
T(s)
V(cm/s)
1
2
20
1,47
13,67
25
1,46
17,12
2
4
20
1,09
18,34
25
0,78
32,05
3
6
20
0,66
30,30
25
0,58
25,76

 
43,10


GLBB (gerak lurus berubah beraturan)
No.
M(g)
S(cm)
T(s)
α(cm/s)
I(gr/cm2)
V(cm/s2)
1
2
20
2,23
8,04
594,46
8,96
25
2,53
7,81
891,29
9,88
2
4
20
1,98
10,20
6321,2
10,10
25
2,48
11,90
4051,73
10,08
3
6
20
1,50
17,17
4508,12
13,33
25
1,86
11,60

 
14,49
3915,56
 
7126,6
10,96

 
13,44
                                                                                                            








PERHITUNGAN

F Volume
GLB
* Massa 2gr                                   * Massa 4gr                             * Massa 6gr    
V =  20  = 13,67                            V =  20  = 18,34                      V =  20  = 30,30
      1,47                                                1,09                                         0,66
V =  25  = 17,12                            V =  25  = 32,05                      V =  25  = 43,10
      1,46                                                0,78                                         0,28

GLBB
* Massa 2gr                                   * Massa 4gr                             * Massa 6gr
V =  20  = 15,38                            V =  20  = 19,6                        V =  20  = 29,41
      1,30                                               1,02                                          0,68
V =  25  = 20,32                            V =  25  = 40,32                      V =  25  = 28,55
      1,23                                               0,62                                          0,54

F Percepatan
GLBB
* Massa 2gr
a =  2s  = 2 (20) =  40  = 23,66                             a =  2s  = 2 (25) =  50  = 33,11
       t2      (1,3)2    1,69                                                  t2      (1,23)2   1,51

* Massa 4gr
a =  2s  = 2 (20) =  40  = 38,96                             a =  2s  = 2 (25) =  50  = 131,57
       t2      (1,02)2  1,04                                                  t2      (0,62)2   0,38

* Massa 6gr
a =  2s  = 2 (20) =  40  = 86,95                             a =  2s  = 2 (25) =  50  = 172,41
       t2      (0,68)2   0,46                                                 t2      (0,54)2   0,29           

F Inersia
* Massa 6gr
a =  2s  = 2 (20) =  40  = 86,95                             a =  2s  = 2 (25) =  50  = 172,41
       t2      (0,68)2   0,46                                                 t2      (0,54)2   0,29           

  


BAB V
                 PEMBAHASAN

·         GERAK LURUS BERATURAN
Kenapa V tidak konstan?
Jawab:
Dari hasil penelitian praktek, berat 2 gr dalam 15 cm di ukur dengan kecepatan  stopwatch  menghasilkan (t) 1,24 , jadi nilai V tidak konstan.

·         GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
Kenapa nilai I negative?
Jawab:
Sesuai perhitungan rumus nilai I terbukti negative karena nilai a kecil.

  

BAB VI
KESIMPULAN

Dari percobaan pesawat Atwood ini, dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :

1).  Pesawat Atwood merupakan alat yang dapat dijadikan sebagai aplikasi atau sebagai alat yang dapat membantu dalam membuktikan Hukum-hukum Newton ataupun gejala-gejala lainnya.
2).  Setiap benda mempunyai perbedaan dalam menempuh jalur dari pesawat Atwood ini yang disebabkan oleh factor-faktor tertentu.
3).  Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan benda dalam menempuh pesawat Atwood itu disebakan oleh factor internal dan factor eksternal yang sangat biasa terjadi dalam melakukan percobaan yang butuh ketelitian.




DAFTAR PUSTAKA




TUGAS AKHIR


1.      Tentukan besar kecepatan gerak beraturan tersebut secara hitungan dan grafik
2.      Apakah gerak tersebut benar – benar beraturan mengingat ketelitian alat
3.      Tentukan besar kecepatan gerak berubah beraturan tersebut secara hitungan dan grafik
4.      Dari hasil ini apakah hukum newton benar – benar berlaku
5.      Bandingkanlah harga kecepatan yang didapat dengan menggunakan beban tambahan yang berbeda
6.      Tentukan  momen inersia katrol bila diambil percepatan gravitasi setempat = 9,38 m/det2

Jawaban

1.. V = S : t
·         20 : 1,47 = 13,67                        
·         25 : 1,46 = 17,12
·         20 : 1,09 = 18,34
·         25 : 0,78 = 32,05
·         20 : 0,66 = 30,30
·         25 : 0,58 = 43,10

2.. tidak, karena percepatan benda tersebut tidak beraturan sehingga tidak terlalu teliti.



3.. V = S : t
·         20 : 1,30 = 15,38
·         25 : 1,23 = 20,32
·         20 : 1,02 = 19,60
·         25 : 0,62 = 40,32
·         20 : 0,68 = 29,41
·         25 : 0,54 = 46,29
4.. Ya, karena dalam percobaan ini tetap berlaku hubungan antara kecepetan dan                                                    momen inersianya.
5..Perbandingan baik pada jarak20 cm dan 30 cm pada GLB dan GLBB adalah semakin berat tambahan (beban lempengan ) yang di gunakan pada bandul akan semakin cepat penurunan dan menghasilkan t yang lebih kecil sehingga semakin t kecil,Kecepatan ( V ) yang diperoleh akan semakin besar.
6..Dengan :
 g : 9,83 m/cm²
m : 2
s : 20 cm
V : 100,4
R : 6,0 =3,83
1 = ( m.g-(V2+m)R²
  =(2,983-(2.100,4+4) )6²
  = 3,83
  = ( 5,133 – 208,8 ) 36
  = 197,66 .36
  = 71166,009
Ini tidak boleh ,Karena nilai untuk momen inersia tidak boleh negatif ( - )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar