ini cerpen pas jaman gue baru masuk SMK Farmasi, gak sengaja ngubek - ngubek laptop nemu ginian. hahaha
My Little Star
Ku lihat Shintia selalu membawa
benda itu kemana pun ia pergi, Aku jadi penasaran. Hmm kira-kira apa ya benda
yang ia bawa itu. Shintia adalah teman satu komplekku, kami sudah kenal
semenjak 2 bulan lalu. Saat itu aku menemukannya ketika ia sedang mencari
kucing kesayangannya, namanya Marry.
Ku
perhatikan benda yang iya bawa itu, ternyata itu adalah sebuah ‘Bintang kecil’
dari kayu yang di cat hijau muda. Lalu ku lihat lagi, ternyata ada ukirannya.
Disana tertulis “for Shintia, my little star”. “Wow keren” batinku.
JJJ
“hai Shin” sapaku pada Shintia yang sedang melewati
rumahku
“hai Wan” balasnya
“kamu mau kemana?” tanyaku
“aku mau ke toko hewan Wan beli makanan buat Marry, kamu
mau ikut?” ajaknya
“ooohh, kok kamu ga ajak si Marry? Jauh ga sih tempatnya?”
tanyaku lagi
“engga deh, aku takut dia nakal disana. Engga jauh kok
Wan, itu tokonya di sebelah toko roti bu Ani. kamu tau kan?” ujar Shintia sambil menunjukan jarinya
kearah jalan
“ooh, okey aku ikut. tapi setelah dari sana aku main kerumahmu ya Hehehe” kataku
“iya deh iya, asal kamu jangan ganggu Marryku” ujarnya
cengengesan
“tenang saja shin, paling cuma aku penggal. Hahahaha”
balasku bergaya devil laugh
JJJ
Ku
rebahkan tubuhku diatas kasur Shintia yang empuk. Hmmm nyaman sekali, aku
selalu ingin tidur bila sampai disini. Tiba-tiba pikiranku menuju pada ‘little
star ‘ milik Shintia. “dimana little star itu ya?” batinku. Tak lama kemudian
Shintia menghampiriku sambil membawa 2 gelas minuman dingin dan sepiring
cemilan.
“nih diminum dulu” ujar Shintia
“iya gampang. Hmmm Shin, aku mau Tanya” kataku mulai
serius
“tanya apa Wan?” tanyanya penasaran
“hmm kamu punya sebuah benda berbentuk bintang ya? aku
boleh liat ga?” tanyaku agak takut kalau ia akan marah
“hmm boleh. Tapi hati2 ya,
jangan sampai rusak. Karena itu benda berhargaku” jawabnya agak khawatir
“siap bos!” kataku sambil hormat padanya
“nih” ujar Shintia sambil menatap cemas
Ku lihat
benda ini sangat indah. Polesan pinggirnya sangat halus, ukiran-ukirannya juga
sangat rapi tapi rapuh. Ku pandangi lagi tulisan itu. Aku balik bintang itu,
terdapat sebuah tulisan “tunggulah aku putri!” semakin penasaran dengan benda
ini ku tatap Shintia penuh tanda Tanya.
“ini kamu yang bikin?” tanyaku penasaran
“kamu sangat ingin tau tentang benda ini ya?” ujarnya. Aku
hanya mengangguk
“ini benda dari teman kecilku, Namanya Fauzy. Kami sudah
bersama sejak 2 tahun. Lalu pada saat 10
tahun iya menyatakan cintanya padaku. Kami menjalin sebuah hubungan. Kemudian,
ketika kami berumur 12 tahun ia harus ke Amerika selama 5 tahun . Karena orang
tuanya ditugaskan disana, lalu ia memberikan ini padaku. Ia berkata ‘aku pasti
kembali putri, kau tunggu aku. Aku yakin 5 tahun lagi pasti kau cantik sekali’
aku hanya tersenyum menahan tangis melihatnya. Sejak saat itu aku tak pernah
mendengar kabar darinya. Hingga saat ini aku masih menunggunya” ujar Shintia
mulai menitikkan air mata
“kalau dia pergi ke amrik selama 5 tahun, berarti tahun
ini ia akan kembali donk?” tanyaku
“ya, betul. Kemarin aku sudah bertemu dengannya. Dia
bilang, dia tak mengenalku dan sudah melupakan masa2 kecilnya. Aku sangat
terpukul mendengar hal itu. lalu ku ingatkan dia saat masa2 kita diwaktu kecil.
Ia bilang, ia tak mau peduli lagi dengan saat itu. Semua itu hanyalah cinta
monyet biasa” ujar Shintia air matanya sudah deras
“apa aku saja yang
bertindak? Aku sudah kesal padanya” kataku sambil mengepalkan tangan
“jangan Wan, aku Cuma bisa sabar dan berusaha terus” ujar
Shintia
JJJ
“dek, kamu jaga rumah ya. Abang mau ke rumah temen.
Kayaknya pulang malem. Soalnya dia baru pulang dari Amrik minggu lalu.” Kata
kakakku si Reyhan yang cerewet
“oke deh bang. Eh tunggu deh, temen abang yang mana? Kok
adek gatau sih ada temen abang yang dari Amrik” tanyaku heran
“itu temen deket abang waktu kecil, si Fauzy. Dulu dia
suka main kesini. Tapi kamunya lagi main terus jadinya kamu gatau deh”
“serius?? Bang, bang gue boleh minta tolong ga?
Pliiiiiiissss bang”
“kamu mau minta tolong apa?” Tanya abangku
“gini bang ssstt sst sstt” ujarku menceritakan semua
tentang Shintia dan Fauzy
“ooh itu sih gampang, kecil itu mah. Tapi ada syaratnya”
ujarnya cengengesan
“apaan???? Pasti ongkos jasanya nih” kataku ketus
“hehe, iyalaaahh jaman sekarang ga ada yang gratis. Galak
banget sih kemu dek, pantes aja ga ada
cowok yang mau sama kamu”
“iya deh bang, adek beliin abang semangkok bakso kalo
misinya berhasil gimana?? Yeee si abang malah ngeledek. Mau bantuin gaak??” kataku
“oke deh, abang tunggu baksonya hahahaha” ujarnya sambil
keluar rumah
JJJ
Lagi
enak-enaknya tidur tiba-tiba handphoneku berdering
“Wan, Wan. Barusan Fauzy ke rumahku, dia minta maaf sama
aku dan dia masih mau menjalin hubungan sama aku. Ternyata ia malu padaku
karena sudah lama tak bertemu jadinya ia canggung. Ia bilang aku lebih cantik
dari yang ia bayangkan, jadi ia sangat gugup ketika melihatku dan ia malah
menjadi minder. Lalu aku menjelaskan semua penantianku terhadapnya, entah
bagaimana dia bisa berubah pikiran seperti itu. Aku bahagia sekali Wan” ujar
Shintia, sangat bahagia
Aku pun turut senang mendengar ucapan Shintia, ternyata
abangku yang jahil itu bisa di andalkan juga.